Arti Kebahagiaan


Diantara manusia.. wabil khushus Muslim.. tersesat didalam berjalan untuk mengejar kebahagiaan..
 Kalau kita melihat.. manusia di dalam hidup ini.. yang dicari tidak lain adalah.. mengejar kemanfaatan.. kemudian berjalan untuk mengejar kemanfaatan tersebut.. dan adanya kemauan yang tinggi untuk meraihnya..
 Ada sebagian orang.. menyimpulkan bahwa.. “Bahagia” adalah banyaknya harta
 Ternyata kita temukan orang yang memiliki harta berlimpah.. sirna berbagai macam kebahagiaan dari kehidupannya..
 Ada sebagian orang yang menyangka bahwa kebahagian karena memiliki teman yang banyak.. jaringan bisnis yang luas.. keluarga besar yang mendukung kehidupannya.. ternyata banyak orang-orang yang telah memiliki itu semuanya.. sirna kebahagiaan dari dirinya..
 Diantara mereka ada yang menyimpulkan bahwa kebahagiaan didapat ketika telah memiliki popularitas yang tinggi.. ketenaran yang luas.. ternyata mereka-mereka yang telah tenar dan memiliki popularitas.. mendapatkan berbagai macam kehidupan-kehidupan yang nista..
 Kita juga temukan.. dari berbagai macam kenyataan.. berapa banyak yang telah sukses sacara duniawi.. popularitasnya tinggi.. dan tenar.. ternyata mengakhiri hidupnya dengan sangat mengenaskan..
 Ada diantara mereka yang menyimpulkan bahwa kebahagiaan didapat karena banyaknya melakukan wisata perjalanan ke luar negri.. bahkan semua pesawat telah dinaikin.. hotel telah dimasuki berbagai macam bintangnya.. semua negara mungkin telah diinjak.. kecuali Makkah Madinah.. ternyata tidak mendapat itu semua..
 Kalau memang begitu..?
 Kaum Muslimin yang berbahagia.. saudara saudariku yang dicintai Allah.. dimana kebahagiaan itu semua..?
 Sebetulnya kebahagiaan.. adalah kondisi kejiwaan.. yang mampu beradaptasi pada setiap perubahan.
 Kalau memang kita kaya siap.. maka miskin juga siap.. kalau kita sehat juga siap.. maka ketika sakit juga harus siap.. ketika kita menghadapi berbagai macam kesulitan-kesulitan hidup ini.. kita sudah mendapatkan kemudahan.. maka saat mudah siap.. kesulitan juga siap.. saat kita gembira juga siap.. maka sedih juga siap.. 
 Kebahagiaan seseorang.. ada pada fokus dan konsentrasi dia kepada Allah dengan beramal berbagai macam amal keakhiratan.. sehingga orang yang berbahagia sangat anti bahkan tidak mau keluar keringat kalau tidak ada surganya.. karena dia memiliki prinsip..

من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه

“pertanda kebaikan Islam seseorang mampu meninggalkan sesuatu yang tidak ada gunanya” [1]Bahkan kebahagiaan adalah.. orang saat sudah meraih redha Allah pada puncaknya..
 Kebahagiaan.. sebesar apapun permasalahan hidup ini.. ia mampu menghadapinya dengan lapang dada.. tenang hati.. dan qana’ah terhadap pemberian Allah.. yang penting halal..
 Dan yang tidak kalah pentingnya adalah fokus konsentrasi menghadap Allah dengan beramal keakhiratan..
 Itulah yang dimaksud dari firman Allah subhanahu wata’ala..

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ 

“barang siapa yang beramal shalih baik laki dan perempuan sementara dia mu’min maka akan Aku berikan kehidupan yang menyenangkan membahagiakan” [2]
 Kebahagiaan mampu mencintai apa yang kita kerjakan.. bukan mengerjakan apa yang kita cintai..
 Kebahagiaan.. merupakan suatu usaha terus menerus.. untuk melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik..
 Kebahagiaan mampu menjadikan musibah orang lain menjadi pelajaran.. tidak menunggu kita kena musibah baru mengambil pelajaran..
 Kebahagiaan merupakan suatu sikap tidak frustasi untuk menghadapi masa yang akan datang.. dan tidak trauma terhadap masa yang lalu.. dan tidak menghayal untuk mewujudkan cita-cita pada hari ini..
 Dengan demikian.. apa pun yang sekarang ini dilakukan seorang Muslim yang ingin mengejar kebahagiaan.. semua pada akhirnya adalah ingin mencari ridha Allah.. mengejar akhirat.. dan yang tidak kalah pentingnya.. seluruh memiliki suatu konsep.. “Akhirat Oriented” yaitu orientasi akhirat..
 Kaum Muslimin yang berbahagia..
 Kita telah banyak mendengar.. dari omongan orang.. dari pernyataan orang-orang awam.. “bahwa saya sekarang ini hidup tidak bahagia..” baik dari kalangan bisnisman.. atau pejabat.. politikus atau orang awam..
 Namun yang kita sayangkan.. usaha untuk mengejarnya lemah sekali..
 Seorang Mu’min yang hakiki.. dia memahami dengan sebaik-baiknya.. kebahagiaan hanya bisa diwujudkan dari dalam dirinya.. kekuatan yang mampu mendobrak mewujudkan suatu perkara ke alam realita.. sehingga membuahkan sikap bersyukur ketika mendapatkan ni’mat.. bersabar ketika mendapatkan musibah.. dan beristighfar ketika melakukan dosa-dosa..
 Inilah akhirnya kita sampai pada suatu kesimpulan..

وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا

“adapun orang-orang yang bahagia maka mereka berada di dalam jannah.. surga khalidina fiha.. kekal di dalamnya” [3]
 Siapa mereka..? tidak lain.. mereka yang mampu mewujudkan qana’ah.. menjaga lisannya.. memanfaatkan waktunya untuk ibadah dan mendekatkan kepada Allah.. yang telah Rasulullah sarankan..

احْرِصْ عَلى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجِزْ

“berusahalah untuk mengejar sesuatu yang paling bermanfaat dalam hidup ini, dan mintalah bantuan kepada Allah yang ada di atas langit sana, dan jangan melemah” [4]

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam menegaskan juga kepada kita..

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ

“saya heran terhadap urusan orang mu’min..”

إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ

“sesungguhnya semua perkara yang dihadapi seorang mu’min itu baik..”

وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ

“dan hal itu tidak akan terjadi kecuali bagi seorang mu’min..”

إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“kalau mendapatkan keni’matan syakara (syukur) maka itu baik buat dia..”

وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“kalau mendapatkan bencana mushibah shabara (sabar) maka itu baik buat dia” [5]
 Maka disini ada tips untuk mendapatkan kebahagiaan..
 *Yang Pertama.. wujudkan iman kepada Allah subhanahu wata’ala.. dengan sebenar-benarnya iman.. karena iman lah yang memberikan kekuatan di dalam diri kita.. untuk memancarkan energi kesabaran, ketabahan, dan ketawakalan kita kepada Allah..
 *Kemudian yang Kedua.. kita harus percaya akan kemampuan Allah.. Allah maha mampu melakukan segala sesuatu.. termasuk merubah dari kesedihan menjadi kegembiraan.. dari kesulitan menjadi kemudahan.. dari kekurangan menjadi kecukupan.. dan kita harus percaya terhadap taqdir Allah.. yang baik.. yang buruk.. semua pada dasarnya adalah ketetapan Allah subhanahu wata’ala.. Allah mengetahui segala sesuatu sebelum terjadi.. mencatat di lauhul mahfudh segala sesuatu yang belum terjadi.. menghendaki kalau terjadi.. dan menciptakan itu semuanya.. setelah terjadi..
 Lalu yang tidak kalah pentingnya.. kita harus mampu merubah kebiasaan buruk kita.. tidak ada suatu kata “tidak bisa”.. “aku sudah kadung tidak ada”.. bahkan kita harus bisa merubah.. kita harus bisa lebih baik.. jangan membenarkan kebiasaan.. bahkan yang kita harus lakukan adalah membiasakan kebenaran.. kemudian.. carilah kebahagiaan ada di dalam diri kita.. jangan sampai mencari di luar.. kebahagiaan bukan ada di dinding-dinding rumah mewah.. begitu juga kebahagiaan di gemerlapnya perhiasan.. atau mobil yang mewah.. akan tetapi kebahagiaan ada di dalam diri kita..
 Yang tidak kalah pentingnya.. kita harus menjadikan orang-orang yang bahagia itu sebagai panutan.. puncaknya adalah para Rasul.. para Aulia.. dan semua mereka-mereka yang mengikuti manhaj yang mulia ini..
 Dan yang tidak kalah pentingnya.. siapa ingin bahagia..? usahakan di dalam hidup ini mampu membahagiakan orang lain.. menghadirkan kemanfaatan di dalam hidup ini.. bahkan kita harus menjadi seperti pohon kurma.. tidak ada satu bagian pun kecuali bermanfaat.. sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan..

أحبُّ الناس إلى الله أنفعهم للناس

“manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat untuk sesama manusia” [6]
 Dan juga kebahagiaan ini bisa hadir di dalam diri kita.. ketika sekarang kita mencoba untuk membenahi tujuan hidup kita.. semakin tujuan kita itu semakin terang semakin jelas.. maka kebahagiaan dan arah kebahagiaan semakin jelas.. siapa yang hidup tujuannya baik akan mendapatkan kebahagiaan.. dan siapa yang hidup tujuannya jelek maka akan menghadapi dan mendapatkan kesengsaraan..
 Inilah yang bisa saya tegaskan.. dan saya akhiri.. hilangkan stress.. kita tidak perlu susah.. untuk apa kita hidup susah..? hidup ini sementara.. hidup ini penuh dengan cobaan.. hidup ini adalah merupakan suatu permasalahan problem yang terus up-date dan terus dinamis.. coba kita perkecilkan masalah.. kita sederhanakan yang rumit.. dan jangan membesar-besarkan permasalahan..
 Hindari berbagai macam bentuk stress.., panik.., atau tegang.., atau yang tidak kalah pentingnya.. terlalu diporsir.. ya.. memaksakan sesuatu yang tidak mungkin.. tidak bisa kita lakukan.. tanpa mengerahkan sebab-sebab berarti kita telah membunuh waktu.. membunuh karakter.. dan membunuh prestasi hidup kita..
 Dengan demikian.. kita sebagai seorang mu’min.. yang dikatakan oleh Allah subhanahu wata’ala.. di dalam banyak ayat.. dan juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam banyak hadits.. punya potensi kebahagiaan.. diantaranya..

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2)

“( 1 )   Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, ( 2 )   (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya”

Dan juga di dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam..

المؤمن الذي يخالط الناس ويصبر على أذاهم خير من المؤمن الذي لا يخالط الناس ولا يصبر على أذاهم

“seorang mu’min yang bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka itu lebih baik dari pada seorang mu’min yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar dengan gangguan mereka“ [7]

Masya’Allah.. berarti mu’min itu punya potensi..

المؤمن القوي خير و أحب إلى الله من المؤمن الضعيف

“seorang mu’min yang kuat itu lebih dicintai oleh Allah ketimbang seorang mu’min yang lemah” [8]
 Berarti mu’min itu punya potensi..
 Mari.. kita sebagai seorang mu’min tidak boleh lemah.. kita harus kuat..

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“janganlah kamu merasa terhina.. merasa rendah.. kamu itu sebetulnya adalah mulia.. tinggi hebat.. asalkan kamu betul-betul beriman kepada Allah subhanahu wata’ala” [9]

Itulah puncak dari pada kebahagiaan.. sehingga..

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً

“wahai Rab kami.. karuniailah kami kebahagiaan di dunia..”

Merupakan suatu kebaikan dunia.. “kebahagiaan dunia”

وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً

“dan karuniailah kami kebahagiaan di akhirat..”

Kebahagiaan akhirat..

Dan puncaknya adalah..

وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“dan jagalah kami dari ‘adzab neraka” [10]

Maka kita berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala.. dengan do’a kemuliaan..

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” [11]

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ

Yang menghadirkan kebahagiaan dan menenangkan pandangan kita..

وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Dan jadikanlah kami sebagai panutan orang-orang yang bertaqwa dengan memulai diri kita menjadi orang yang bertaqwa.. kemudian kita akan menjadi panutan orang yang bertaqwa.. itulah puncak dari pada kesuksesan keberhasilan dan kebahagiaan seorang mu’min..

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 MAJELIS ILMU.